Kebijakan fiskal dan moneter mengambil peran penting dalam perekonomian suatu negara. Meskipun mengambil jalur yang berbeda, keduanya berhubungan erat.
Kebijakan fiskal dikeluarkan oleh pemerintah, sedangkan kebijakan moneter menjadi tanggung jawab bank sentral, yaitu Bank Indonesia. Kedua kebijakan tersebut berperan untuk mengatasi isu dan krisis ekonomi, seperti mengendalikan tingkat inflasi dan menjaga stabilitas keuangan.
Apa perbedaan kebijakan fiskal dan moneter yang perlu diketahui?
Pengertian Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal ditetapkan oleh pemerintah untuk menjaga pemasukan dan pengeluaran negara, agar perekonomian negara tetap stabil.
Melalui kebijakan fiskal, pemerintah berupaya untuk mengendalikan berbagai aktivitas perekonomian melalui penyesuaian pajak, subsidi, dan anggaran belanja.
Beberapa aspek perekonomian yang termasuk dalam kebijakan fiskal adalah utang piutang, belanja pemerintah, dan perpajakan.
Pengertian Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah sejumlah keputusan untuk mendorong aktivitas ekonomi yang diserahkan oleh pemerintah kepada bank sentral.
Penetapan kebijakan moneter ditujukan untuk mengatur jumlah peredaran uang di pasar guna menjaga stabilitas ketersediaan uang di suatu negara.
Adapun persediaan uang yang tidak stabil dapat memengaruhi aktivitas ekonomi dan meningkatkan tingkat inflasi.
Kebijakan moneter merupakan upaya pemerintah untuk memastikan pertumbuhan ekonomi suatu negara tetap seimbang.
Perbedaan Kebijakan Fiskal & Moneter
Regulator
Salah satu faktor yang membedakan kebijakan fiskal dan kebijakan moneter terletak pada siapa yang mengambil langkah-langkah tertentu dan bagaimana mereka memengaruhi ekonomi.
Kebijakan fiskal diatur oleh pemerintah melalui proses legislatif dan eksekutif. Kebijakan ini dalam prosesnya dilakukan melalui pengaturan APBN. Sementara, kebijakan moneter diatur oleh bank sentral. Di Indonesia, kewenangan ini dipegang oleh Bank Indonesia (BI).
Instrumen
Kedua kebijakan ini menggunakan instrumen yang berbeda dalam pelaksanaannya.
Kebijakan fiskal berfokus pada penyesuaian dalam tingkat pengeluaran pemerintah (meningkatkan atau mengurangi belanja publik), perubahan dalam sistem pajak (menaikkan atau menurunkan pajak), dan perubahan dalam kebijakan anggaran.
Sementara kebijakan moneter berfokus pada perubahan dalam suku bunga acuan, operasi pasar terbuka (pembelian atau penjualan sekuritas pemerintah), persyaratan cadangan bank, dan intervensi langsung di pasar valuta asing.
Fleksibilitas
Kebijakan fiskal pada umumnya memerlukan waktu yang lebih lama untuk diimplementasikan, karena harus melalui proses legislatif. Selain itu, kebijakan fiskal cenderung memiliki dampak langsung dan spesifik terhadap sektor-sektor tertentu dalam perekonomian.
Kebijakan moneter sering kali lebih fleksibel dan dapat diimplementasikan dengan cepat oleh bank sentral. Kebijakan moneter juga cenderung memiliki dampak yang lebih luas dan tidak langsung terhadap perekonomian secara keseluruhan.
Fokus
Perbedaan kebijakan moneter dan fiskal lainnya adalah pada fokus yang hendak dicapai. Kebijakan fiskal berfokus untuk mempengaruhi tingkat aktivitas ekonomi melalui perubahan dalam pengeluaran pemerintah, pajak, atau pendanaan anggaran. Kebijakan moneter berfokus untuk mengatur suplai uang dan tingkat suku bunga dalam perekonomian untuk mencapai tujuan-tujuan seperti stabilitas harga, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas sistem keuangan.
Dampak
Kebijakan fiskal dapat memiliki dampak signifikan pada distribusi pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Misalnya, pemotongan pajak bagi golongan yang berpenghasilan rendah atau program bantuan sosial dapat meningkatkan kesejahteraan bagi mereka yang kurang mampu.
Sementara kebijakan moneter dampak langsungnya terasa pada suku bunga, investasi, dan inflasi.
Contoh Kebijakan Fiskal dan Moneter
Untuk lebih memahami bagaimana kebijakan fiskal dan moneter diberlakukan, berikut adalah contoh penerapan kedua kebijakan tersebut, untuk memastikan perekonomian negara tetap berjalan dengan baik.
Contoh Kebijakan Fiskal
- Pemberian subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan gas untuk mendorong mobilitas dan transaksi ekonomi agar tidak terhambat.
- Penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET) khususnya untuk barang-barang konsumsi, seperti sembako dan obat-obatan.
- Tax amnesty yang memberikan pembebasan pajak bagi warga negara yang melaporkan seluruh kekayaannya pada kurun waktu tertentu.
Contoh Kebijakan Moneter
- Pemberian kredit langsung kepada sektor industri atau proyek dengan kebutuhan mendesak agar dapat meningkatkan jumlah peredaran uang.
- Bantuan overdraft yang merupakan pinjaman jangka pendek dengan suku bunga tinggi.
- Penerbitan surat utang negara untuk mendapatkan dana dari masyarakat ketika peredaran uang mengalami penurunan.
- Intervensi rupiah yang dilaksanakan oleh Bank Indonesia guna mendukung operasi pasar terbuka dengan metode pinjam meminjam secara langsung dalam periode 7 hari secara langsung di Pasar Uang Antara Bank.
Dapat disimpulkan bahwa kebijakan moneter dan fiskal sama-sama memberikan dampak yang penting dalam perekonomian negara. Keduanya saling melengkapi untuk mencapai tujuan ekonomi yang diinginkan. Dengan mengetahui perbedaan dan manfaat yang diberikan, maka kita akan semakin sadar akan kontribusi yang bisa masyarakat berikan untuk mendukung kedua kebijakan tersebut.
Kembangkan Dana Sekaligus Berikan Kontribusi Untuk Ekonomi Nasional dengan Melakukan Pendanaan Untuk UKM Bersama Akseleran!
Akseleran memberikan kesempatan untuk kamu yang ingin membantu mengembangkan bisnis kecil dan menengah di Indonesia. Dapatkan keuntungan dari suku bunga rata-rata hingga 10,5% per tahun dan serta perlindungan proteksi asuransi 99% terhadap pinjaman. Gunakan kode promo BLOG50 saat mendaftar dan mulailah pengembangan dana awalmu bersama Akseleran. Selain itu, kamu juga bisa melihat info Akseleran sebagai grup usaha di halaman Grup Akseleran.
Yuk! Gunakan kode promo BLOG50 saat mendaftar untuk memulai pengembangan dana awalmu bersama Akseleran.