Pemerintah terus mengupayakan pertumbuhan ekonomi nasional melaju. Beragam stimulus dikerahkan untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi. Ada tiga hal yang menjadi pusat perhatian pemerintah terkait pemulihan ekonomi pada tahun 2021. Pertama, vaksinasi gratis dan disiplin penerapan protokol Covid-19. Kedua, survival and recovery kit untuk menjaga kesinambungan bisnis. Ketiga, reformasi struktural melalui UU Cipta Kerja.
Sebagai informasi, di dalam APBN terdapat peningkatan anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebesar 22 persen tahun ini menjadi Rp699.43 triliun. Anggara ini dialokasikan untuk bidang Kesehatan sebasar Rp176,3 triliun, dukungan sosial sebesar Rp157,41 triliun, dukungan UMKM dan korporasi sebesar Rp184,83 triliun, insentif usaha sebesar Rp58,46 triliun serta Rp122,44 triliun untuk dukungan program prioritas.
Adapun dari Bank Indonesia, stimulus yang diberikan antara lain memberlakukan penurunan suku bunga sebanyak enam kali sejak 2020 sebesar 150 bps menjadi 3,50 persen. Selain itu, BI melonggarkan ketentuan uang muka kredit/pembiayaan kendaraan bermotor dan rasio LTV/FTV kredit/pembiayaan property.
Sementara itu, Otoritas Jasa Keuangan juga telah menerbitkan peraturan nomor 48/POJK.03/2020 yang antara lain mengatur tentang restrukturisasi kredit/pembiayaan kepada para debitur yang terdampak Covid-19.
“Di antara kami, OJK, dan BI saling mendukung karena tidak semua policy bisa dilakukan pemerintah, kadang-kadang melalui saluran di tempatnya sektor keuangan, di mana kemudian OJK memberikan bantuan, dan BI dari sisi sektor moneter. Dengan kerja bersama ini, kita bisa menahan ekonomi yang kontraksinya sangat dalam dari -5,3 persen menjadi sekarang -2,19 persen di kuartal keempat. Kita berharap di tahun 2021 akselerasi terjadi,” ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada pertemuan di Nusa Dua, Bali, Jumat, (9/4).
Sinyal Positif Sudah Terlihat
Ekonom INDEF Bhima Yudistira mengungkapkan sudah ada sinyal-sinyal positif dari pemulihan ekonomi, khususnya di sektor konsumsi rumah tangga. Beberapa faktornya adalah kepercayaan masyarakat terhadap vaksinasi Covid-19 yang telah berjalan, penurunan kasus harian covid-19, serta ada peningkatan harga komoditas.
“Di sektor-sektor yang berkaitan dengan komoditas dan yang orientasinya ekspor ada semacam indikasi bahwa lapangan kerja di sektor itu perlahan pulih. Harapannya, di semester kedua ekonomi sudah mulai meningkat. Kalau yang di tahun 2020 sebelumnya banyak proyek tertunda, di 2021 mulai direalisasikan,” ujar Bhima kepada Akseleran, Senin (12/4).
Sinyal positif pemulihan ekonomi juga terlihat dari pertumbuhan kredit yang membaik. Permintaan-permintaan kredit baru pun bermunculan. Baik itu, dari sisi kredit modal kerja, investasi maupun konsumsi.
OJK mengungkapkan, kredit UMKM mulai mengalami pertumbuhan dampak positif dari stimulus pemerintah untuk UMKM, yang terdiri dari pertambahan KUR maupun subsidi bunga.
Bank Indonesia memperkirakan ekonomi akan tumbuh sebesar 4,3 – 5,3 persen pada tahun 2021. Sementara inflasi diperkirakan akan terkendali di kisaran sasaran 3 (+/-) 1 persen, defisit transaksi berjalan tetap stabil, kredit dan dana pihak ketiga (DPK) juga akan membaik.
Ayo dukung pertumbuhan ekonomi dengan memberikan pendanaan UMKM secara aman di Akseleran! Daftar sekarang dan dapatkan imbal hasil hingga 21% per tahun di Akseleran.
Akseleran memberikan saldo awal senilai Rp 100 ribu untuk pendaftar baru dengan menggunakan kode CORCOMMBLOG. Melakukan pendanaan di P2P Lending Akseleran juga sangat aman karena lebih dari 98% nilai portofolio pinjamannya memiliki agunan. Sehingga dapat menekan tingkat risiko yang ada. Akseleran juga sudah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan nomor surat KEP-122/D.05/2019 sehingga proses transaksi yang kamu lakukan jadi lebih aman dan terjamin.
Untuk kamu yang tertarik mengenai pendanaan atau pinjaman langsung bisa juga menghubungi (021) 5091-6006 atau via email [email protected].